STUNTING DAN PENANGANANNYA
Dalam Bincang Sersan, Serius tapi Santai RSMH Palembang edisi Bulan Desember 2022, membahas mengenai stunting. Ada dua narasumber yang dihadirkan, dr Abarham Martadiansyah SpOG Subsp. KFM, Konsultan Vetomaternal, staf Medik Obstetrik Ginekologi FK Unsri RSMH. Dan dr Julius Anzar SpA(K), Ketua IDAI Sumsel, juga Staf divisi nutrisi metabolik KSM Kesehatan Anak.
Dr Abarham Martadiansyah SpOG Subsp. KFM, pada materinya yang berjudul Hamil Sehat untuk Generasi Hebat
menjelaskan, mengenai makna pernikahan. Pernikahan adalah salah satu momen fase
terpenting kehidupan. Fungsi utama pernikahan adalah menghasilkan generasi
penerus yang berkualitas (reproduksi). Kehamilan harus dipersiapkan. Sebab
hasil reproduksi (anak) adalah investasi terbesar, terbaik, terpenting. Periode
tumbuh kembang terbaik adalah 1000 hari pertama kehidupan. Dan ini semacam
cetak biru (blue print) seorang manusia.
Kehidupan
kita bukan dimulai dari kelahiran. Melainkan dimulai pada saat konsepsi yaitu
saat kehamilan. Lalu tumbuh hingga dewasa sampai usia 35 tahun. Setelah usia
itu kita berdegenerasi. Pada 1000 hari pertama kehidupan, dimulai sejak usia
minus 9 bulan hingga 2 tahun, pertumbuhan anak mencapai 80 persen. Setelah dua
tahun hingga dewasa, pertumbuhan yang terjadi hanya tinggal 20 persen saja, dan
di dalam 20 persen itu ada 5 persen saat remaja atau masa pubertas (12-15
tahun). “Jadi kalau sudah serius saat hamil, artinya sudah menabung 80 persen
kehidupan. Dan, sisanya 20 persen tinggal dicicil saja untuk mencapai kehidupan
100 persen,” kata Dokter Abarham.
Dua
Tahun Pertama Sangat Penting
Pertama kali hamil atau saat konsepsi, ukuran embrio hanya 2 nano meter atau sebesar 1 butir gula pasir. Kemudian, dalam perkembangnya ia membesar hingga menjadi seberat 3 kg (rata-rata) bayi lahir di Indonesia. Artinya, berapa miliar kali kita tumbuh selama proses tersebut. Hingga dewasa, rata-rata berat setelah usia 35 tahun, mencapai 60 Kg. Dan dari usia 2 tahun sampai 35 tahun itu, tidak banyak pertumbuhan kita hanya 20 kali. Itu menggambarkan betapa pentingnya periode awal kehidupan.
Untuk
periode kritis perkembangan organ. Sistem saraf pusat sudah selesai pada saat
persalinan. Organ Jantung sampai usia 8 minggu sudah selesai pertumbuhanya.
Sebagian besar organ dalam yang mengatur fungsi utama tubuh, organ dalam,
saluran cerna, sistem otak, komposisi tubuh, sudah terbentuk sempurna
saat kita lahir.
Apa saja
yang bertumbuh selama proses itu? Pertumbuhan fisik. Satu sel saat konsepsi
akan berkembang menjadi 500 triliun sel, pada usia 3 tahun. Berat badan bayi
akan bertambah 3 kali dari berat lahirnya di tahun pertama. Perkembangan
kognitif, mencakup perkembangan otak, 80 persen berat otak orang dewasa dicapai
di usia 3 tahun, dan ada 900 kata telah dipelajari di usia 3 tahun. Kemudian,
pematangan sistem kekebalan, perkembangan sistem imun, dan kolonisasi bakteri
baik.
Kehamilan
akan menentukan kualitas kita di masa mendatang. Asupan nutrisi sebelum dan
saat kehamilan sangat menentukan tumbuh kembang anak. Berdasarkan penelitian,
ada berbagai penyakit yang dapat diderita seseorang semasa dewasa, akibat
kehamilan tidak sehat. Seperti hipertensi, obesitas, diabetes melitus, kanker,
penyakit kardiovaskuler, dan lain-lain.
Perawatan Sebelum Kehamilan
Yang
penting dilakukan adalah konseling pra nikah. Seperti melakukan anamnesis
lengkap, lifestyle kedua pasangan, ada tidak penyakit lampau, penyakit
keluarga, riwayat imunisasi pasangan, dll. Bagaimana jika sudah menikah? Kalau
sudah menikah yang dilakukan adalah konseling pra konsepsi. Prinsipnya sama
saja. Tetapi ditentukan dulu apakah kehamilan ini risiko tinggi atau tidak.
Yang pertama ditanyakan adalah usia kehamilan. Kalau di atas 35 tahun,
kemungkinan kelainan bawaan lebih tinggi. Kalau ibunya dengan DM, kemungkinan
nanti akan hipertensi, dan lain-lain. Kalau sebelum hamil ibu menderita
hipotiroid maka diobati dulu penyakitnya. Itulah tujuan konseling prakonsepsi.
¹
Perawatan
Selama Kehamilan
Jadwal kunjungan ibu hamil ke tenaga medis, berdasarkan WHO model, yakni pada tiga bulan pertama satu kali, tiga bulan kedua satu kali, dan tiga bulan ketiga dua kali. Aturan WHO ini direvisi lagi tahun 2016, menjadi tiga bulan pertama satu kali, tiga bulan kedua dua kali, dan tiga bulan ketiga lima kali. Sementara di Indonesia aturannya masih tetap sama, yakni, empat kali visit tenaga medis selama kehamilan.
Konseling Kehamilan
Apa saja
konseling yang dapat dilakukan selama kehamilan. Lifestyle harus bagus, nutrisi
harus ADEKUAT, olahraga harus baik. Aemua olahraga ringan boleh dilakukan ibu
hamil, yang tidak boleh olahraga periode terbang seperti berlari, melompat.
Lalu, istirahat cukup, perilaku hidup bersih sehat, dsb. Dan yang paling
penting dukungan keluarga.
Adakalanya
kita berpikir, suami pendek istri pendek, anak saya pendek wajar. Ternyata
tidak seperti itu. Faktor genetik benar berperan, tetapi hanya 20 persen saja,
dan 80 persen faktor lingkungan, dan itu dipengaruhi nutrisi.
Stunting
dan Wasting
Menurut
WHO, panjang badan atau tinggi badan menurut umur dan jenis kelamin yang kurang
dari -2 standar deviation (SD) pada kurva standar WHO untuk anak kurang dari 5
tahun, disebut stunting.
Penyebab stunting, asupan nutrisi yang tidak Adekuat (kemiskinan, praktek pemberian ASI dan MPASI yang salah, ketersediaan pangan, dll). Atau pengaruh kebutuhan gizi yang meningkat akibat infeksi dan penyakit kronis. Sementara wasting adalah, perbandingan tinggi badan dan panjang badan dengan berat badan.
Prevalansi wasting dan severe wasting di RSMH periode 2019-Juni 2022, menyebutkan, angka wasting di 2019 yakni 30 persen, di Juni 2022 turun sedikit 25 persen. Artinha dari 2019 ke 2022 tidak begitu ada perubahan. Angka penderita severe wasting juga demikian, dari 54 persen (2019) menjadi 41 persen (juni 2022).
Prevalensi
pendek dan sangat pendek di divisi nutrisi dan penyakit metabolik KSM Kesehatan
Anak RSMH, 2019 jumlahnya 67, 03 persen, dan di Juni 2022 jumlahnya 58, 62
persen. Gizi kurang mencapai 24 persen, dan gizi buruk 26 persen.
Penyebabnya,
tidak hanya faktor maternal, tetapi juga pengaruh lingkungan rumah. Seperti
pola pengasuhan yang buruk, suplay air bersih, sanitasi yang tidak Adekuat.
Kerawanan pangan di rumah tangga, misalnya mengalokasikan makanan potongan ayam
besar untuk bapaknya sementara anak dapat potongan kecil. Juga pengaruh
inisiasi menyusu dini yang terlambat, juga faktor infeksi akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Selain
itu, faktor pemberian MPASI yang tidak Adekuat (distandarkan). Kadang orang tua
tidak memperhatikan kualitas makanan, yang penting makannya enak, anak minta
kalau tidak dikasih nangis, padahal makanannya tidak berkualitas. Cara
makan yang tidak ikuti kaidah foodrule atau aturan makan. Seperti makan tidak
bileh distraksi, harus tepat waktu, atau makan tidak boleh diberikan sebagai
hadiah.
Beberapa
penyakit yang berkontribusi dengan stunting yang bisa dicegah dengan diagnosis
dini dan pemberian pangan untuk keperluan medis khusus. Seperti kontribusi
akibat pertumbuhan janin terhambat (berat dan panjangn badan bayi kurang),
kontribusi terhadap stunting 20 persen. Lalu pengaruh alergi mananan
seperti alergi susu sapi, kontribusi terhadap stunting 13,8 persen dan 27,8
persen.
Mengatasi
Anak Stunting
Caranya
dengan deteksi dini. Di dalam buku KIA itu ada petunjuk bagaimana memberikan
makanan yang baik pada anak. Stunting terjadi tidak serta merta tetapi
pelan-pelan, ada perlambatan pertumbuhan. Terjadi sebelum penurunan status
gizi, terjadi sebelum terdapatnya tanda klinis gizi kurang atau gizi buruk.
Stunting juga dapat terkadi saat anak masih aktif dan tidak terlihat sakit atau
kurus, dapat terjadi pada semua status gizi. Ditunjukkan dengan laju
pertumbuhan tingginya akan melambat. (*)
(Bincang Serius
Tapi Santai RSMH Edisi Desember 2023)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar