Seputar Batu Ginjal
Narasumber : dr. Marta Hendry, Sp.U(K), MARS
(Plt. Direktur Pelayanan,
Medik Keperawatan dan Penunjang RSMH Palembang)
Pidemiologi, Indonesia
sekitar 301 lebih per 100 ribupenduduk atau 0,3 persen penduduknya, menderita
penyakit batu saluran kemih. Indonesia termasuk negara tropis yang mempunyai
angka cukup tinggi dibanding negara lain.
Di Indonesia penderita batu ginjal ada di beberapa wilayah, seperti di
Yogyakarta ada 1,2 persen penduduknya menderita batu ginjal, di Aceh 0,9
persen, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Tengah masing-masing 0,8 persen.
Dan Bali prevalensi batu ginjal mencapai 0,7 persen.
Apa Itu Batu Ginjal?
Batu ginjal merupakan
endapan kristal yang membentuk batu dalam sistem saluran dalam ginjal. Jadi
sebenarnya ini adalahlimbah tubuh yang harus dibuang dari dalam tubuh. Sistem
pembuangan tubuh ini ada tiga, selain ginjal, ada paru-paru, dan usus. Sebagian
limbah dalam diri kita disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dalam bentuk batu
(dalam keadaan tertentu). Tetapi untuk keadaan lain, limbah yang dikeluarkan
ini tidak terbentuk batu.
Setiap satu ginjal mengandung satu juta nefron. Nefron
ini adalah penyaring. Jika penyaring air biasa, yang keluar adalah air bersih.
Nah, kalau dari nefron yang keluar adalah air kotor. Jadi zat-zat limbah tadi
dikeluarkan melalui tubulus-tubulus. “Jadi sebenarnya dalam ginjal kita
itu ada tabung-tabung. Nah zat-zat yang masih berkhasiat akan diserap lagi di
dalam pembuluh darahVena. Sementara zat yang tidak berguna, akan
dibuang. Ketika yang tidak berguna itu lebih banyak dari yang berguna, itulah
akhirnya terbentuk kristal-kristal,” jelas Dokter Martha.
Laki-laki tiga kali lebih tinggi risikonya terkena batu ginjal di saluran
kemih dibandingkan wanita. Karena wanita itu punya hormon estrogen yang bisa
mengurangi ekskresi kalsium dan oksalat di urine. Di samping itu, Angka Harapan
Hidup ibu-ibu juga lebih tinggi. “Ini masalah hormon, jadi risiko terjadi batu
ginjalbukan dipengaruhi panjangnya saluran kemih,” jelasnya.
Menahan kencing apakah bisa sebabkan batu ginjal? Kalau menahan kencing
biasanya tidak akan lama. Akhirnya kencing juga. Dan saat kencing kristal yang
terbentuk tetap juga akan keluar.
Mengonsumsi makanan, komposisinya harus seimbang. Makanan harus ada
makanan pokok, protein hewani, protein nabati, lalu sayur-sayuran. Ada yang
makannya hanya daging merah saja yang mengandung protein tinggi. Protein ini
akan menjadi purin dan dipecah menjadi asam urat. Diharapkan kadar protein
dalam tubuh itu seimbang. Bukan hanya proteinnya saja yang tinggi.
Vitamin C yang dikonsumsi rutin akan membuat urine berada dalam suasana
asamyang dihasilkan kristal. Tapi kalau mampumenciptakan yang asam menjadi
basa, kristal tidak akan terbentuk.Asalkan makanan seimbang tidak berlebihan di
dalam darah.
Sementara untuk makanan jengkol, petai, sifatnya setelah dikonsumsi
akan mengkristal. Kemudian mengubah cairan kencing menjadi berwarna putih
karena mengandung kristal yang banyak.Hal ini bisa menimbulkan gangguan fungsi
ginjal. Karena zat jengkol, pete masuk ke saringan ginjal. Kristal-kristal yang
terbentuk masuk ke tabung-tabung dalam ginjal, sehingga ginjal tidak bisa
menjalankan fungsinya menyaring darah. Itulah namanya gagal ginjal akut.
“Kejadian inilah yang sempat menyerang anak-anak, menderita gagal ginjal akut
akibat minum obat sirup yang mengandung etilen glikol. Kristal etilen glikol
ini tajam-tajam yang menyumbat saluran ginjal,” sebut Dokter Martha.
Apakah batu ginjal bisa sembuh dengan sendirinya tanpa operasi ? Itu
tergantung jenis ukuran batunya. Kalau ukurannya kurang daridari 5 mm, masih
bisa keluar sendiri. “Tapi harus hati-hati. Ada pasien-pasien baru datang ke
dokter, setelah alami bengkak, ginjal sudah bernanah, sehingga harus diangkat.
Karena batu ginjal itu, pertamanya akan terasa nyeri tetapi setelah itu tidak
nyeri lagi karena sudah ada kompensasi dari tubuh kita. Ini yang bahaya. Kita
pikir sudah sembuh, padahalmasih ada. Makanya tetap harus diperiksa untuk memastikan.
Karena batu ini sifatnya akan terus tumbuh membesar.
Faktor Risiko
Apa saja faktor risikonya?
Pertama, adanya gangguan di aliran urine. Misalnya urine menumpuk di ginjal. Seperti
ada gangguan penyakit bawaan, adanya penyempitan di saluran kemih, ada infeksi
kronis di saluran kemih. Sering infeksi. Nah dari infeksi ini akan terbentuk
batu. Ekskresi berlebihan terjadi dari zat pembentuk batu yang diperoleh dari
makanan.
Beberapa makanan yang kita makan kalau berlebihan maka buangannya yang melalui
ginjal akan lebih banyak. Juga adanya benda asing dalam saluran kemih.
Contohnya ada pemasangandj stenyang
tidak dibuang-buang. Maksimal dj sten ini tiga bulan harus dibuang. Ada
pasien yang lupa membuangnya sehingga ini menjadi batu.
Kemudian, orang diet/obesitas atau sindrom metabolik, DM, nah
ini akan cenderung terkena asam urat. Misalnya ia diet tertentu, seperti makan
kacang-kacangan terus. Ini menjadi faktor resikoterjadinya batu. Obat-obatan
juga faktor risiko. Hati-hati menggunakan obat-obatan. Beberapa waktu lalu ada
pasien Covid-19 diberikan dosis vitamin C dosis tinggi, akibatnya terbentuklah
batu ginjal.
Penggunaan obat-obat dosis tinggi seperti obat pencahar untuk orang-orang
yang ingin menguruskan badan. Sehingga serapan dalam ususnya berkurang. Atau pemakaian
obat Antasid, biasanya Antasid ini mengandung kalsium. Ini juga meningkatkan risiko
terjadinya batu ginjal. Penyakit tertentu misalnya hiperparatiroid, atau
penyakit usus misalnya bypasslambung untuk menguruskan badan. Itu juga
akan mengganggu penyerapan zat-zat. Pola diet tadi, misalnya pola diet tinggi
protein, tinggi garam, tinggi gula, itu akan menaikkan risiko terjadinya batu
ginjal.
Pola hidup dan faktor keturunan. Kalau kakek kita atau orang tua kitapenderita
batu ginjal, maka kita, anak kita juga punya risiko terbentuk batu. Pola hidup
kurang olahraga, sistem tinggi protein, tinggi gula, tinggi garam, dan kurang
gerak. Ini akan mengekskresi zat-zat ini membentuk batu. Seperti orang yang
kurang gerak. Pasien yang tidak bergerak lama akan mudah sekali terbentuk batu.
Karena terjadinya pelepasan kalsium-kalsium dari tulang-tulang.
Lalu iklim tropik, akan mudah membuat dehidrasi. Atau kita sendiri yang
kurang minum sehingga zat pelarut kristal itu sedikit. Akibatnya, konsentrasi
kristal-kristal itu lebih banyak di dalam ginjal.
Bila dilihat prinsip terbentuknya batu ginjal seperti ini, ketika ada zat
terlarut ditambah pelarut maka akan menjadi larutan. Semakin banyak pelarut semakin
sedikit zat kristalisasi terbentuk, warna cairan juga akan lebih bening. Tapi
kalau zat terlarut yang lebih banyak dari pelarutnya maka larutan akan menjadi
lebih berwarna, sehingga akan lebih mudah terbentuknya batu. “Jadi batu itu terbentuk
karena zat terlarut lebih banyak, seperti kalsium, oksalat, dan asam urat. Dan
pada saat yang sama urinemungkin juga kekurangan zat untuk mencegah kristal
saling menempel. Sehingga menciptakan kondisi ideal membentuk batu ginjal yang
lama kelamaan akan membesar,” tambah Dokter Martha.
Pengobatan Batu Ginjal
Pengobatan ada tiga,
pertama observasi. Yang bisa diobservasi adalah batu di bawah poleginjal,
jika kurang dari 10 mm, dia tidak akan menimbulkan sumbatan dan keluhan,
makanya hanya dilakukan observasi saja. “Dalam observasi itu kita lihat bila
bertambah sekitar lebih dari 5 mm dalam setahun maka harus dilakukan tindakan.”.
Kedua, dengan obat-obatan
(medicalexpulsivetherapy). Hanya satu batu yang bisa dihilangkan dengan
obat-obatan yakni batu yang disebabkan asam urat. Batu asam urat terjadi kalau
urin asam dan kristal asam urat tinggi. Nah, untuk memecahnya atau
melarutkannya diberikan obat-obat yang mengubah pH urine menjadi basa, juga
memberikan obat anti asam urat.
Teknik obat-obatan ini adalah obat obatan untuk melancarkan batu.
Seperti obat anti inflamasi untuk mengurangi bengkaknya saluran sehingga
memperluas jalannya batu. Kalau bengkak menyebabkan saluran menjadi sempit
sehingga batu sulit keluar. Atau obat alfa broker, untuk membuat relaksasi ureter
sehingga batu mudah keluar.
Kalau semua teknik tidak bisa, maka dilakukan Intervensi. Seperti tindakan
noninvasif ESWL yaitu gelombang kejut dari
luar tubuh. Atau melakukan minimal invasif atau juga invasif
(operasi terbuka). Tiga tahun lalu RSMH sering melakukan operasi terbuka. Tapi
karena kini RSMH sudah ada alat minimal invasifseperti RIRS dan PCNL, tindakan
operasi terbuka coba diminimalisir.Saat ini alat RIRS baru ada diRSMH dan RS
Siloam, sedangkan PCNL sementara ini hanya ada di RSMH
Pencegahan
- Hidrasi yang cukup, minum 2-3
liter airperharipada orang sehat.Tidur yang cukup. Lihat dari warna air seni,
kalau bening sudah cukup airnya tapi kalau tidak bening berarti kurang.
- Pola hidup sehat, kurangi
junkfood, makanan tinggi protein
- Olahraga teratur 3 kali seminggu selama
30 menit.
- Jangan terpengaruh iklan
obat-obatan kalau tidak perlu. Seperti suplemen. Banyak orang mengonsumsi
vitamin untuk kekuatan tubuh. Padahal kekuatan tubuh ada di karbohidrat dan
protein. Vitamin di dalam tubuh hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
- Evaluasi hobi hanya pada makan-makanan
tertentu (diet rendah garam, diet rendah makanan yang tinggi pemicu batu).
- MCU secara teratur terutama yang
ada keturunan batu ginjal.
(Bincang Serius Tapi Santai Jum.at. 4 Nov 2022)