STOP TUBERKULOSIS
NARASUMBER : DIAN SULISTIAWATI, AMK (RSMH PALEMBANG)
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang berpotensi serius dan umumnya menyerang paru-paru. Penyebab tuberkulosis adalah infeksi dari bakteri Mycobacterium tuberculosis (M.tb) yang dapat menyebar melalui kelenjar getah bening dan aliran darah ke organ tubuh manusia. Tuberkulosis ditularkan melalui udara. Kebanyakan orang yang terkena TB tidak pernah menunjukan gejala, karena bakteri dapat hidup dalam bentuk tidak aktif pada tubuh dan dapat menjadi aktif ketika sistem kekebalan tubuh menurun. Seorang pasien TB, khususnya TB paru pada saat dia bicara,batuk,dan bersin dapat mengeluarkan percikan dahak yang mengandung M.tb. Orang-orang disekeliling pasien TB tersebut dapat terpapar dengan cara menghisap percikan dahak (droplet). Infeksi dapat terjadi apabila seseorang yang rentan menghirup percikan renik yang mengandung kuman TB melalui mulut atau hidung , saluran pernafasan atas, bronchus hingga mencapai alveoli. Pengobatan penyakit tuberkulosis biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan aturan minum obat yang ketat, guna mencegah resiko terjadinya resistensi antibiotik. Jika tidak ditangani dengan segera, penyakit TBC dapat berakibat fatal. Meski begitu TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan bisa di cegah.
Tanda dan Gejala TB
Ketika tubuh
telah terinfeksi oleh kuman tuberkulosis, sistem kekebalan tubuh dapat mencegah
kuman tersebut aktif. Berdasarkan kondisi tersebut kuman TB dapat dibagi dua
jenis yaitu :
TB Pasif
Pada kondisi
ini seseorang memiliki infeksi TB tetapi bakteri pada tubuh dalam keadaan tidak
aktif dan tidak menimbulkan gejala. TB pada jenis ini tidak menular. TB pasif
dapat berubah menjadi aktif sehingga pengobatan tetap penting bagi penderita TB
pasif dan juga dapat membantu mencegah penyebaran/penularan TB
TB Aktif
Pada kondisi
ini seseorang mengalami sakit dan dapat menular ke orang lain. TB dapat
langsung aktif pada minggu pertama setelah infeksi atau terjadi pada tahun
selanjutnya. Adapun gejala dan tanda pada penderita TB aktif yaitu :
·
Batuk berdahak berlangsung selama
tiga minggu atau lebih
·
Batuk darah
·
Nyeri dada ketika bernafas atau batuk
·
Penurunan berat badan tanpa sebab
yang jelas
·
Demam
·
Berkeringat pada malam hari tanpa
sebab yang jelas
·
Kehilangan selera makan
·
Meriang ( panas dingin )
Tuberkulosis
dapat juga mempengaruhi bagian tubuh lain seperti : ginjal,tulang belakang,
atau otak. Saat TB berada diluar paru-paru, maka tanda dan gejalanya sesuai
dengan organ yang terinfeksi. Berikut ini adalah contoh gejala yang muncul
akibat penyakit TBC di luar paru, menurut organ yang terkena :
·
Nyeri punggung pada TBC tulang
belakang
·
Pembengkakan kelenjar getah bening
bila terkena TBC kelenjar
·
Kencing berdarah pada TBC ginjal
·
Sakit kepala dan kejang bila terkena
TBC di otak
·
Sakit perut hebat jika mengalami TBC
usus
Faktor Resiko
Berikut
beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko TB :
·
Kontak langsung dengan penderita TB
Seperti
contoh bila salah satu anggota keluarga terkena TB maka faktor resiko 1 dari 3
orang kemungkinan tertular.
·
Faktor usia
orang
lanjut usia dan anak-anak memiliki resiko lebih tinggi terkena TB karena sistem
kekebalan tubuh yang kurang kuat sehingga lebih mudah terinfeksi TB.
·
Sistem kekebalan tubuh
Sistem
kekebalan tubuh yang lemah karena penyakit dan obat dapat menjadi penyebab
mudahnya terkena TB. Misalnya penderita HIV/AIDS, diabetes melitus, dan
gangguan ginjal yang parah. Contoh terapi pengobatan yang dapat melemahkan
sistem kekebalan tubuh adalah terapi kanker (kemoterapi), dan orang yang sedang
dalam terapi pengobatan golongan obat imunosupresan, seperti pada penderita
lupus, rheumatoid arthritis dan psoriasis.
·
Melakukan perjalanan ke daerah
mayoritas terinfeksi TB dapat meningkatkan faktor resiko terkena TB karena
pemaparan infeksi dalam waktu yang lama.
·
Orang yang tinggal di lingkungan
pemukiman yang kumuh dan padat penduduknya.
·
Petugas medis yang sering merawat
penderita TBC.
·
Orang yang mengalami kekurangan gizi.
·
Pengguna NAPZA
(Narkotika,Alkohol,Psikotropika, dan Zat adiktif),narkotika, alkohol, dan obat
– obatan dapat merusak tubuh seseorang, sehingga melemahkan sistem kekebalan
mereka terhadap penyakit TBC.
Terapi dan Pengobatan
Terapi
pengobatan Anti-TB adalah satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan. Pengobatan
TB membutuhkan waktu yang lebih lama minimal enam sampai sembilan bulan.
Pengobatan TB juga tergantung pada faktor usia, kondisi kesehatan, respon
terhadap obat, jenis TB dan lokasi terinfeksinya di tubuh. Penggunaan obat TB
kemungkinan memiliki efek samping yang membuat tidak nyaman namun tidak
membahayakan seperti :
·
Mual dan muntah.
·
Kehilangan nafsu makan.
·
Kulit berwarna kuning.
·
Urin atau Kencing berwarna keruh
bahkan kemerahan.
·
Demam tanpa sebab.
Bagaimana Cara Pencegahan TB
Salah satu
langkah untuk mencegah TBC adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus
Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi
wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Bagi yang belum pernah
menerima vaksin BCG, dianjurkan untuk melakukan vaksin bila terdapat salah satu
anggota keluarga yang menderita TBC. Beberapa upaya yang dilakukan untuk
mencegah penularan TB yaitu :
·
Menggunakan masker saat berada
ditempat ramai dan berinteraksi dengan penderita TBC, serta mencuci tangan.
·
Tutup mulut saat bersin, batuk, dan
tertawa atau gunakan tisu untuk
menutup
mulut , tisu yang sudah digunakan
dimasukan kedalam plastik dan di buang ke kotak sampah.
·
Tidak membuang dahak atau meludah
sembarangan.
·
Pastikan rumah memiliki sirkulasi
udara yang baik, misalnya dengan sering membuka pintu dan jendela agar udara
segar serta sinar matahari dapat masuk.
·
Jangan tidur sekamar dengan orang
lain, sampai dokter menyatakan TBC yang diderita tidak lagi menular.
·
Khusus bagi penderita TB menggunakan
masker ketika berada disekitar orang terutama selama tiga minggu pertama
pengobatan, upaya ini dapat membantu mengurangi resiko penularan.
Gejala Tuberkulosis Pada Anak
Gejala TBC
pada anak cenderung lebih sulit dikenali. Hal ini karena gejalanya tidak khas sehingga sering dianggap sebagai
gejala penyakit lain. Gejala yang mungkin di temukan pada penderita TBC anak
Yaitu :
·
Batuk persisten selama lebih dari 2
minggu.
·
Berat badan menurun dalam 2 bulan
atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya.
·
Pembengkakan kelenjar getah bening.
·
Demam terus menerus selama lebih dari
dua minggu.
·
Anak tampak lemas (malaise) dan
kurang aktif.
·
Gejala tidak membaik meski telah
diberikan antibiotik dan nutrisi.
Kapan Harus ke Dokter
Segera
periksakan ke dokter jika anak mengalami gejala TBC, terutama jika tinggal
bersama atau ada kontak erat dengan penderita TBC. Diagnosis dan pengobatan
dini pada penyakit ini dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya
penyakit TBC yang lebih lanjut.
Pemeriksaan TBC (Tuberkulosis)
Serangkaian
pemeriksaan untuk mendukung diagnosis TBC diantaranya yaitu :
·
Pemeriksaan Bakteriologi :
ü
pemeriksaan dahak mikroskopis
langsung dengan mengumpulkan 2 contoh uji dahak yang dikumpulkan berupa dahak Sewaktu-Pagi.
ü
Pemeriksaan tes cepat molekuler
(TCM),dengan metode Xpert/RIF.
ü
Pemeriksaan biakan (kultur).
·
Pemeriksaan foto toraks.
·
Pemeriksaan uji kepekaan obat.
·
Tes kulit Mantoux atau tuberculin
skin test.
·
Bronkoskopi.
·
Ct Scan.
Upaya
penanggulangan TBC di Indonesia dapat dikatakan menemui banyak tantangan, diantaranya dengan munculnya
pandemi Covid-19 sehingga fokus program
kesehatan dialihkan untuk penanggulangan pandemi. Pemerintah mengharapkan
kepada masyarakat untuk mendukung dalam mewujudkan Indonesia Bebas TBC dengan
terus menerapkan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS), makan makanan yang bergizi
serta menjaga diri dan keluarga dari TBC. Untuk mengakhiri kasus TBC ini, tentu
diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, salah satu upaya yang telah
dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menyelenggarakan program TOSS TBC. TOSS
TBC merupakan singkatan dari Temukan Tuberkulosis, Obati Sampai Sembuh. TOSS
TBC sendiri telah dicanangkan oleh pemerintah sejak tahun 2016. TOSS TBC
merupakan program atau gerakan yang mengajak masyarakat untuk memahami dengan
benar mengenai penyakit TB dan penanggulangannya, sehingga diharapkan mampu
membentuk masyarakat yang peduli TB. Gerakan ini memiliki tiga langkah, yaitu :
1.
Menemukan gejala di masyarakat.
2.
Mengobati TBC dengan tepat dan cepat.
3.
Melakukan pemantauan TBC.
Mari stop TB dengan melakukan pengobatan
hingga tuntas dan membawa anak anda untuk mendapatkan vaksin BCG
Sumber :
1.
National Institute of
Health.2022.MedinePlus.Pulmonary Tuberculosis
2.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.2021. Jadikan Penerus Bangsa Bebas TBC. Dimulai dari Diri Sendiri dan
Keluarga
3.
Centers for disease control and
prevention.2021 Tuberkulosis.Basic TB Facts
4.
Tuberculosis (TB) (2020). from
https://www.webmd.com/lung/understanding-tuberculosis-basics
5.
American Lung Association.2020.Lung
health & Disease.Tuberculosis.
6.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.(2019). Apa itu TOSS TBC dan Kenali gejala TBC
7.
Pamela Sari,N, & Rachmawati,A,S.
(2019) Pendidikan Kesehatan Tuberkulosis “TOSS TB (Temukan Obati Sampai
Sembuh)” ABDIMAS:Jurnal Pengabdian Masyarakat,2(1),103-107
8.
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia 2018.Pencegahan Tuberkulosis TBC
9.
Mayo Clinic. (2017,08 Agustus).
Tuberculosis.Diperoleh 09 November 2017 dari:https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250
10.
WebMD.(2017,23 Maret).What is
Tuberculosis.Diperoleh 09 N0vember 2017 dari
https://www.webmd.com/lung/understanding-tuberculosis-basics
11.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.2016.Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak
( Doc Humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar